Thursday, January 5, 2023

Tantangan Pelaku Industri Konstruksi, Penuhi TKDN yang Tinggi

 

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, 

saat memberi sambutan pada pembukaan 

Pameran Infrastructure Week Rabu 23 November 2022. 

(Foto: EI)


Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat menekankan penggunaan produk-produk dalam negeri dalam pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Karena itu, persentase Tingkat Komponen Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dari setiap aspek pembangunan infrastruktur, terutama barang, sangat tinggi dan harus dipenuhi oleh semua pihak.

Instruksi Presiden Jokowi itu pun diterapkan dan dijalankan secara ketat oleh jajarannya, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang menjadi motor penggerak pembangunan infrastruktur . 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, saat membuka pameran Infrastructure Week pada November 2022 silam menekankan lagi pentingnya TKDN dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. 

Pentingnya TKDN ini, kata dia, karena pemerintah ingin agar pembangunan infrastruktur bersifat mandiri dengan menggunakan produk-produk dalam negeri. Pesan Presiden Jokowi, lanjut Basuki, semakin tegas. Bukan lagi hanya menggunakan produk-produk dalam negeri, tetapi juga dilarang impor. Apalagi kalau pembelian barang itu harus menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Dilarang impor, mungkin juga ada barang-barang yang belum bisa diproduksi secara mandiri, tetapi saya ingin mengajak yang dari impor bikin pabrik di sini. Jangan sampai kita membeli, tetapi membuka peluang kerja di luar. Bikin peluang kerja di Indonesia,” kata Basuki Hadimuljono tegas.

Terkait dengan penggunaan produk-produk dalam negeri, Basuki menginstruksikan jajarannya untuk memanfaatkan semaksimal mungkin Aspal Buton baik dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) maupun pembangunan-pembangunan yang lain di Tanah Air.

“Ini perintah Presiden. Kami sudah bicara dengan Asosiasi Aspal Buton dan dengan Pemda Buton bahwa berapapun produksi Aspal Buton yang Anda bisa produksi, khususnya produk Aspal Buton murni, akan saya beli,” tegas Basuki.

Bahkan Basuki mengancam mencopot anak buahnya yang menolak membeli Asap Buton dengan alasan apa pun. “Ini bentuk perintah saya, sekaligus sosialisasi sekalian. Jadi, berapa pun produksi. Jangan sampai ngomongnya bisa produksi ternyata nggak bisa. Jadi, konsisten. Fair,” imbuhnya.

Hal lain yang juga ditekankan Basuki dalam penggunaan produk-produk dalam negeri untuk infrastruktur adalah dalam pembangunan LRT dan jalan-jalan tol. Sebab dia mendengar bahwa masih ada pihak yang mau impor dengan alasan yang cukup sulit diterima.

“Alasannya, produksi dalam negeri belum dites. Wong nggak dibeli kok suruh ngetes. Apalagi kalau cuma bisa bertahan 10 tahun, kalau luar negeri, impor bisa 25 tahun. Saya bilang, produksi dalam negeri yang lima tahun pun saya beli. Karena dulu, Toyota itu hanya Kijang sekarang sudah jadi Inova karena dibeli terus. Saya kira, kita juga kalau ingin maju, mandiri, kita harus ada militansi,” tegas Basuki lagi. 

Pada bagian lain Basuki mengajak para pelaku industri konstruksi untuk menganut nilai-nilai kejuangan dalam membangun konstruksi. Tidak lain adalah dengan menggunakan produk-produk dalam negeri. Dia menyebut, di APBN sudah ada anggaran lebih dari Rp 400 triliun untuk pembangunan dengan TKDN yang tinggi. Di Kementerian PUPR, lebih dari Rp 100 triliun dana pembangunan harus mengandung 80-90 persen TKDN.

Sehubungan dengan itu, dia meminta para pelaku usaha industri konstruksi untuk memanfaatkan ini dengan benar. Basuki mengancam akan membongkar praktik para pelaku usaha industri konstruksi yang menggunakan dana APBN untuk membeli barang-barang non TKDN. “Kita harus sama-sama. Saya tidak bisa keras sendiri, tetapi bapak-bapak pelaku jasa konstruksi juga punya niat untuk memajukan industri konstruksi dalam negeri,” pungkasnya.

Sementara itu, terkait peserta pameran tersebut, Dirjen Bina Konstruksi Yudha Mediawan dalam laporannya menyebutkan bahwa ada 94 perusahaan yang terlibat dalam pameran tersebut dan mayoritas, yaitu 74 perusahaan, berasal dari dalam negeri. Hanya 15 perusahaan yang berasal dari luar negeri. Bahkan, ada juga pelaku UMKM jasa konstruk siyang terlibat dalam pameran tersebut.



*. dikutip dari https://www.equipmentindonesia.com/

0 komentar:

Post a Comment